Minggu, 18 Februari 2018
BANDARQ- Beberapa Sejarah Tradisi Perayaan Imlek yang sering dilakukan diindonesia
Beberapa Sejarah Tradisi Perayaan Imlek yang sering dilakukan diindonesia
|
BANDARQ- Imlek menjadi perayaan Besar tahunan bagi masyarakat Tionghoa di mana pun mereka berada termasuk di Indonesia dan Perayaan yang khas dengan unsur warna merah itu menjadi momen untuk bersilaturahmi dan berkumpul bersama keluarga dan dalam tradisi tersebut Warna Merah Dianggap Sebagai Warna Yang membawa Rejeki.
Tak hanya itu Imlek juga kerap diramaikan dengan beragam pertunjukan khas Tiongkok dan Sebut saja pementasan Barongsai dan Liong/NAGA Namun, kemeriahan Imlek sempat meredup di Indonesia dan Tepatnya sepanjang masa Orde Baru ketika pemerintah melarang perayaan Imlek di muka umum.
Barulah pada masa Reformasi Imlek kembali memperoleh kebebasannya dan Bahkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002, Hari Raya Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional dan Mereka juga diberikan Kebebasan Untuk melakukan perayaan imlek dengan bebas Serta melakukan Tradisi dan Pertunjukan Barongsai Juga diijinkan kembali untuk diperunjukkan didepan umum.
A. Pertunjukan Barongsai
Kegiatan yang sangat identik dengan tahun baru Imlek, tak lain dan tak bukan adalah pertunjukan Liong dan Barongsai
Beberapa atraksi Barongsai kerap kali ditampilkan di beberapa pusat perbelanjaan Sedangkan di kawasan Pecinan, biasanya diselenggarakan pawai dengan mengarak Naga Liong dan Barongsai secara bersamaan.
Salah satu yang menarik adalah interaksi anak-anak dengan Barongsai dan Yakni membagi-bagikan angpau yang dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan dan juga ada kadang kalahnya kumis dari barongsai itu juga kerap diambil dan dijadikan sebagai gelang dan kerap dikatanya dapat memberikan keberuntungan dan sedikit ketenangan bagi Pemakainya.
B. Tradisi Angpau
ANGPAO |
Amplop merah yang jadi makanan barongsai ini juga populer saat Imlek Angpau berisi uang tunai diberikan untuk anak-anak, keluarga, teman dan karyawan saat Imlek. Namun, ada etiket dalam memberikan angpau dan dalam kasus pemberian angpao ini biasanya dilakukan oleh orang dewasa yang sudah menikah.
Amplop ini biasanya diberikan oleh orang yang sudah menikah, isinya harus genap dan tidak boleh berisi satuan empat, karena kata empat dalam bahasa China mirip dengan kata kematian dan dikarenkan identik inilah maka mereka tidak ada yang memberikan uang dengan nominal tersebut yang mungkin angka tersebut kerap dianggap angka sial.
Posting Komentar